= HanYa Untuk "Dia" =

Kala ku melihat hujan…
Ku seolah merasakan dan mengerti tiap getarnya
Getaran-getaran aneh yang tak dipedulikan oleh sebagian orang..
Getaran-getaran aneh yang ditangisi
Tapi hampir semua orang memberinya senyum

Sungguh..
Mulanya kukira itu hanya sebuah fatamorgana
Ku kira tak ada..
Tapi itu ada
Dulu, ia datang saat malam hari
Menggedor mimpi..
Lalu tiba-tiba ia bercahaya di tengah gelap
Menerangi sebuah ruangan sempit yang berdebu di tempat itu..

Aku melihat sinar itu menangis
Ku beranikan diri tuk bertanya padanya
Mengapa kau menangis?
Ia tak menjawab..
Terus saja menangis

Tetesan air matanya bening sperti berlian
Ketika kusentuh air mata itu
Benda itu langsung menyala indah..
Memancarkan aura kesetiaan yang murni dan cinta yang tulus..
Menyayangi apa adanya..

Sekarang..
Kulihat sinar itu tersenyum bahagia..
Ia memancarkan cahaya merah muda bercampur kuning yang sangat lembut..
Aku merasa

". . ."

Meski waktu terus berlalu

Raga ini masi tetap menunggu

Detikpun terbuang dengan sia-sia

Tak ada satu pun yg singgah dihati


Kosong. . .

Itu lah yg dirasakan

Tak bisa kah musnah

Rasa apa yg tlah kurasakan


"Putus Asa"

Detik pun berganti

kau tak kunjung tiba

seperti yg pernah kau yakinkan padaku...

akhirnya aku putus asa

tak akan lagi mengharapmu jadi kekasihku,

“Tak Mungkin Lagi Kau Ku Miliki”

Ku maafkan kepergianmu
Ku maafkan semua kisah kita
Yang lebur jadi debu
Bersama khayal dan asa kita…

Kini ku merinduimu
Sampai ke jantung hatiku
Tapi aku hanya mampu
Memandang wajahmu lewat lukis khayalku

Ku tlah miliki semua indah dirimu
Walau kini kau lepas
Helaian-helaian cintaku
Berserakan dan akhirnya tertiup angin

Sudahlah…

aku menyadari
Memilikimu adalah sebuah ketidak mungkinan
Biarlah kini ku sendiri
Menuai badai yang telah ku buat sendiri…

"Intuisi Seorang Penanti"

Semilir angin berhembus
Menemani langkah yang gontai
Namun terhenti pandang ini sejenak
Terpana mengagumi sempurna raganya

Wahai engkau ilalang..
Dapatkah kau menerka arti hadirnya??
Dapatkah kau mengurai makna tutur katanya
Dapatkah kau membaca kias dibalik senyumnya

Mata ini hanya mampu bersembunyi
Memandang takjub dari kaca jendela
Dan Biarlah sang penanti ini...
Menanti cinta datang merengguh hatinya...

"Menunggu"

Tiap MaTahari terbit
ku slalu ingat dan mencarimu
Tiap matahari terBeNaM
aKu sLalu iNgat Dan MenCariMu
DuDuK TerMenuNg MeNaNti SeBuaH SoSoK
SoSoK Yang sLaLu BuatKu Menunggu
SoSOk iNdaH NaN RuPaWaN

TaPi SeKaraNg Dia TiaDa
EnTaH PerGi KeMaNa
EnTaH DiMaNa Dia SeKaRanG
BaYanGaNya PuN HiLaNg dLm SeKeJaP

MasihKaH aDa seDiKiT CeLah
'TuK BerTeMu DeNGanNya
WaLau TaK DaPaT GeNggaM TaNGaNYa
WaLaU HaNya MeLiHat SeNyuMnYa
Ku aKaN TeTaP BeruSaHa TuK TeTap MeNunggu